Lost my blog











Hj.Airin Rachmi Diany tentang kepeduliannya dengan Lingkungan

      Hj Airin Rachmi Diani saat meninjau kali Angke yang berada di sisi perumahan Graha Mas Serpong

      PERMASALAHAN lingkungan sepertinya sudah mencapai titik puncak keresahan masyarakat saat ini, terutama untuk mereka yang hidup di perkotaan. Tidak sedikit masyarakat kota yang mengkhawatirkan polusi dan lingkungan permukiman, dan kesehatan. Persoalan itu. antara lain, adalah mudah berjangkitnya diare, tuberkulosis, berbagai flu. dan infeksi lainnya akibat kepadatan penduduk. Untuk mengatasinya, dibutuhkan komitmen dari semua pemangku kepentingan dan komponen masyarakat mewujudkan kota sehat yang sekaligus berdampak pada peningkatan kesehatan warganya.

      Masalah seperti itu. tcmyata sudah ada dalam benak seorang Hj Airin Rachmi Diany. Sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang Selatan, wanita ini menggagas program menata diri dan lingkungan (go green) di sejumlah daerah. Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat peduli dengan lingkungannya itu antara lain pelatihan daur ulang sampah menjadi barang yang berguna kepada pemuda, pemberian perangkat daur ulang sampah menjadi kompos, hingga pemberian kantong non plastik kepada warga.

     Penanaman pohan secara simbolis oleh Hj Airin Rachmi Diany di Graha Mas Serpong menuju Go Green


      Lalu, apa yang membuat mantan Putri Pariwisata dan Putri Favorit pada pemilihan Puteri Indonesia tahun 1996 ini begitu antusias mengajak warga agar sadar terhadap pengelolaan lingkungan di Kota Tangerang Selatan? Berikut petikan wawancara dengan Hj Airin Rachmi Diany. Apa yang melatarbelakangi anda begitu peduli dengan persoalan lingkungan di Kota Tangsel ?

      Seperti yang telah kita ketahui. KotaTange-rang Selatan mempunyai masalah dengan lingkungan, yakni persoalan sampah, di mana belum adanya tempat pembuangan akhir. Masalah bertambah pelik ketika kabupaten induk menarik 36armada truk sampahnya. Meskipun sekarang Pemkot sudah memiliki armada baru, tapi kalau belum memiliki TPA. tetap saja sewaktu-waktu hal itu bisa menjadi persoalan.
Bagaimana peran pemerintah untuk menanggulangi sampah di Tangsel?

       Antusias warga dalam penanaman pohon Rambutan untuk penahan tanah agar tidak terkikis oleh air.

      Sebenarnya, masalah sampah bukan hanya persoalan pemerintah Kota Tangsel saja, tapi masalah sampah adalah masalah kita bersama. Nah. untuk mengatasi permasalahan itu bisa diawali dari rumah kita sendiri, yakni dengan mengelola sampah sebaik mungkin. Kami juga . menggagas pelatihan daur ulang sampah kepada pemuda Tangsel dan juga memberikan perangkatnya. Selain bisa membantu menanggulangi masalah sampah, gagasan ini juga bisa memberikan lapangan kerja baru buat masyarakat.
Bagaimana agar gagasan itu bisa dimaksimalkan oleh masyarakat?

      Perilaku masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan sampah adalah yang paling penting, tanpa adanya kepedulian masyarakat untuk mengelola sampah maka program daur ulang sampah menjadi pupuk kompos ini tidak akan berjalan secara maksimal. Karenanya, mari kila peduli bahwa apabila kita kreatifuntuk mengelola sampah, maka hal itu bisa membuat lingkungan kita bersih, nyaman, dan bahkan bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat.Sampah sering menjadi masalah, limbunan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk.


                                                   Kerja bakti warga Graha Mas Serpong.

      Setiap hari, seorang wjga masyarakat menghasilkan rata-rata 900 gram sampah, dengan komposisi, 70 persen sampah organik dan 30 persen sampah anorganik. Sumber produksi sampah paling besar berasal dari sampah rumah tangga yaitu mencapai 80 persen. Untuk itu diperlukan kepedulian masyarakat untuk mengolah sampah. Secara sederhana pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara memilah sampah organik dan anorganik dalam rumah tangga, untuk kemudian diolah sesuai dengan jenis sampah itu sendiri. Sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos, dan sampah anorganik bisa diolah menjadi berbagai macam barang daui ulang yang bisa bermanfaat. Oleh karenanya, peran serta masyarakat sangat penting bagipeningkatkan efisiensi pengelolaan sampah.

      Lalu, langkali apa saja yang sudaJi dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat?
Melalui Gerakan Peduli Masyarakat (Gapura) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kami mengajak masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan sampah yang ada di Kota Tangsel. Di berbagai pusat keramaian kami sudah menggelar acara bagi-bagi kantong belanja non plastik gratis. Awalnya, masyarakat terlihat sungkan dan enggan menerima pembagian kantong ini. Namun setelah diyakinkan dan membaca brosur bahayanya kantong plastik, akhirnya mereka mau untuk menggunakan kantong tersebut.

      Seberapa bahaya sebenarnya kantong plastik tersebut?
Sampah plastik tergolong dalam sampah non organik yang sangat berbahaya bagi lingkungan karena sulit dan lama untuk dapat diuraikan secara alami serta membutuhkan waktu lama, yaitu 1.000 tahun di tanah dan 450 tahun untuk terurai di air. Sekitar 80 persen sampah di laulan berasal dari daratan, dan hampir 90 persen adalah plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memerkirakan setiap mil persegi ada 46.000 sampah plastik mengambang di lautan. Greenpeace menyatakan bahwa sedikitnya 267 jenis biota laut telah menderita dari jeratan atau mencerna sampah laut. Diperkirakan 1 juta burung laut enelan atau terjerat jaring plastik atau sampah lainnya setiap tahun.

      Sampai separah itu yah Bu?
Tidak hanya itu, kantong plastik juga dianggap sebagai produk yang dapat dibuang dan tidak hancur di tempat pembuangan. Diperlukan 1.000 tahun bagi plastik untuk terurai dun hancur. Hanya 0.6 persen hingga 1 persen kantong plastik yang dapal dnl.mi ulang di seluruh dunia, sisanya tetap mengendap di tanah. Sampah plastik yang dibuang sembarangan menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Kemudian, sampah tas plastik yang dibuang ke saluran air mengakibatkangenangan air yang menjadi sarang pembiakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah.

      Lalu, solusi apa yang tepat untuk masalali ini?
Sampai saat ini, belum ada solusi yang benar-benar efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah polusi akibat sampah plastik. Usaha yang paling populer dilakukan adalah 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce atau pengurangan merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan penggunaan penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini telah banyak dilakukan dengan berbagai cara antara lain membawa tas sendiri saat berbelanja, mengganti kantong plastik dengan kertas. Selain itu juga dilakukan usaha-usaha untuk mencari hatian pengganti plastik yang lebih ramah lingkungan. Reuse atau penggunaan kembali merupakan langkah yang dilakukan untuk menekan penggunaan plastik yang merupakan sebuah pemborosan. Karena produk plastik merupakan sebuah produk yang awet dan tahan lama, produk plastik dapat digunakan secara berulang-ulang. Recycle atau daur ulang adalah sebuah langkah yang dapat diimplementasikan dalam skala besar. Daur ulang terbukti sebuah langkah yang paling efektif dalam menekan sampah plastik saat ini. Tetapi daur ulang sampah plastik tidak begitu saja menyelesaikan masalah karena tidak 100 persen dari sampah plastik dunia berhasil melalui proses daur ulang. (Bataviase news)